![]() |
| SIAGA: Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin memimpin Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 - Foto Hum |
HABARDIGITAL.COM, BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin memimpin Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 di halaman RTMC Ditlantas Polda Kalsel, KM 21 Landasan Ulin, Banjarbaru, Rabu (5/11/2025) pagi.
Apel tersebut juga dihadiri Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawan, serta melibatkan ratusan personel gabungan dari Polda Kalsel, TNI, BPBD Kalsel, BASARNAS, BNPB, dan berbagai stakeholder terkait lainnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari apel siaga nasional yang digelar serentak di seluruh Indonesia untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi menjelang musim hujan.
BACA JUGA: Sekda Lantik Pejabat Fungsional di Lingkungan Pemkab Kotabaru
Berdasarkan laporan BMKG, sekitar 44 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan meningkatnya risiko banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang tinggi. Fenomena La Niña yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026 menjadi perhatian serius bagi seluruh instansi penanggulangan bencana.
Pada kesempatan itu, Gubernur Muhidin bersama Kapolda Kalsel melakukan pemeriksaan pasukan dan memastikan kesiapan personel serta peralatan tanggap darurat di lapangan.
Dalam amanat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang dibacakan oleh Gubernur H. Muhidin, ditegaskan bahwa apel kesiapsiagaan ini bertujuan untuk mengecek kekuatan personel, sarana, dan prasarana dalam menghadapi potensi bencana alam.
“Kecepatan dan ketepatan respons menjadi faktor utama keberhasilan dalam penanganan bencana. Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa harus siap siaga menghadapi setiap potensi bencana demi menjamin keselamatan masyarakat,” tegas Kapolri dalam amanat yang dibacakan Gubernur Kalsel.
Disebutkan pula bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia karena berada di wilayah Ring of Fire. Berdasarkan data BNPB per 19 Oktober 2025, tercatat 2.606 kejadian bencana alam nasional yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian ekonomi, serta kerusakan fasilitas umum.
Melalui apel tersebut, Kapolri menekankan delapan poin penting sebagai pedoman bagi TNI, Polri, dan seluruh pemangku kepentingan, antara lain peningkatan deteksi dini, kesiapan sarana-prasarana, edukasi masyarakat, pelaksanaan simulasi berkala, serta penguatan empati dalam pelayanan kepada korban bencana.
“Kita diberi amanah oleh rakyat untuk melindungi rakyat dari semua bahaya, termasuk ancaman bencana. Negara harus selalu hadir dalam setiap situasi,” ujar Gubernur Kalsel mengutip amanat Kapolri.
Usai apel, Gubernur Muhidin bersama Kapolda Kalsel, Ketua DPRD Kalsel, Kabinda Kalsel, Kepala Kejaksaan Tinggi Kalsel, Danrem 101/Antasari, Danlanud Syamsudin Noor, Kepala BPBD Kalsel, serta perwakilan Basarnas dan BNPB meninjau langsung peralatan SAR dan fasilitas penanggulangan bencana yang disiapkan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Kalsel.
Apel ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol komitmen seluruh unsur dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat menghadapi musim penghujan 2025–2026.
BACA JUGA: Jasa Raharja Kalsel Jalin Koordinasi Strategis dengan Kejaksaan Tinggi Kalsel
Dalam wawancara usai apel, Gubernur H. Muhidin menegaskan pentingnya langkah pencegahan dan kesiapsiagaan bersama menghadapi potensi bencana.
“Mudah-mudahan kita siap bersama-sama menghadapi bencana ekstrem seperti banjir, sehingga dampaknya tidak terlalu besar bagi masyarakat Kalsel,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur menyampaikan bahwa langkah konkret yang akan segera dilakukan adalah perbaikan dan normalisasi saluran air di berbagai titik rawan genangan melalui koordinasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Dengan koordinasi dan gotong royong, kita harap upaya pencegahan ini bisa meminimalkan risiko bencana,” tutupnya. (adp/ak)
