Menenun Harapan dari Enceng Gondok hingga Tembus Panggung Internasional Bersama Rumah BUMN Pertamina

BRAND: Memiliki Brand “Kevin N Moms”, Betty mengaku ciri khas desain dan kualitas produk - Foto Dok Faisal


HABARDIGITAL.COM, BANJARMASIN – Tahun 2020 menjadi awal titik balik bagi Betty Prisma Riana Rosa, seorang Ibu asal Kota Banjarmasin yang memutuskan untuk meninggalkan usaha kulinernya dan beralih menekuni dunia kerajinan tangan. Ia memulainya bukan hanya demi bertahan hidup, tetapi demi satu hal yang lebih besar yaitu masa depan anaknya.

Betty menciptakan produk bernilai tinggi dari bahan enceng gondok yang sering dianggap limbah oleh Sebagian orang. Ia merancang, membuat, sekaligus memasarkan sendiri tas-tas cantik yang kini dikenal hingga luar negeri.

“Saya modifikasi desain sendiri. Bahannya saya buat sendiri, karena kualitas harus terjaga. Meski harganya lebih mahal, tapi sepadan,” kata Betty saat ditemui di rumahnya di Jalan Veteran Komplek Ayani II, Banjarmasin, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Pemprov Kalsel Peringati HAN ke-41 di Wilayah Adat Dayak Meratus

Dari rumah itu juga yang membuatnya menemukan berbagai macam ide kreatif dan inovatif dari bahan enceng gondok yang didapatkan dari sungai, salah satunya sungai Martapura yang membentang panjang membelah Kota Banjarmasin. 

“Untuk memenuhi pasar lokal kerajinan dari purun saya dapatkan khusus dari Kampung Purun, di Kota Banjarbaru. Sedangkan untuk pesanan luar pulau, seperti ke Sumatera hingga Malaysia, bahan biasanya saya datangkan dulu dari Kabupaten Rantau," ungkapnya.

PROSES: Proses pengeringan enceng gondok - Foto Ig Kevin N Moms 


Betty mengatakan kalau proses pembuatan modifikasi satu tas bisa memakan waktu hingga 3 jam. Tak heran jika harga produknya bervariasi, mulai dari Rp10 ribu per buah untuk model souvenir tas mini dari bahan purun, hingga mencapai Rp650 ribu untuk jenis tas besar eksklusif dari purun atau enceng gondok yang dipadukan dengan kulit sapi asli.

“Saya tidak pernah produksi massal, semua terbatas. Kalau ada event atau pesanan, baru saya buat dalam jumlah banyak,” ujarnya.

Memiliki Brand “Kevin N Moms”, Betty mengaku ciri khas desain dan kualitas produk membuatnya tidak menganggap pengrajin lain sebagai pesaing.

“Kami semua punya gaya masing-masing. Tidak ada saingan, semua saling melengkapi,” tambahnya.

Dalam membantu usahanya, Betty tidak berjalan sendiri. Ia melibatkan empat pengrajin local dua di Kampung Purun dan dua di Rantau. Mereka dibinanya agar terus produktif, terutama saat krisis ekonomi dan isu sampah menjadi tantangan besar. Produk Betty pun dikenal ramah lingkungan, bebas zat kimia, dan membantu mengurangi limbah.

“Kita bukan cuma jual produk. Kita juga mempertahankan warisan keterampilan dan mendukung lingkungan, ekonomi hijau.” tegas Betty.

Ia juga aktif mengikuti pameran-pameran kerajinan untuk membantu pemasaran. Setiap tahun, produk dan desainnya berkembang mengikuti selera pasar, namun tetap mempertahankan ciri khas local. Tak memiliki latar belakang desain atau lingkungan, Betty belajar semuanya secara otodidak. Ide-ide ia kumpulkan dari internet dan produk luar negeri, lalu diolah menjadi desain yang unik dan tidak pasaran. Kini, ia telah menciptakan lebih dari 20 jenis kerajinan berbasis alam.

SOUVENIRmodel souvenir tas mini dari bahan purun - Foto Dok Faisal


Kini, Betty tak hanya fokus pada kerajinan enceng gondok. Ia juga mengembangkan sabun eco enzym berbahan serbuk serai, serbuk kopi, dan minyak kelapa. Sabun ini dikenal ampuh melembapkan kulit dan bebas bahan kimia berbahaya, menjadikannya produk unggulan baru.

Berkat ketekunannya, Betty terpilih sebagai salah satu peserta UMK Academy Pertamina 2025, sebuah program berskala nasional yang mendampingi pelaku usaha kecil menengah (UKM). Tak hanya itu, produk kerajinan Betty juga berhasil tampil di panggung internasional, tepatnya dalam Merdeka Karnival di Johor Bahru, Malaysia, pada 29–31 Agustus 2025 lalu.

BACA JUGA: Banua QRIStival 2025 Perkuat Transformasi Ekonomi Digital Banua

Dalam kesempatan itu, Rumah BUMN Pertamina Banjarmasin bersama UMKM lainnya memamerkan produk lokal terbaik yang lahir dari inovasi dan semangat wirausaha daerah. Rumah BUMN Pertamina menjadi wadah tumbuh bersama para pelaku UMKM melalui pelatihan, pendampingan, hingga akses pasar digital dan offline.

“Bersama Rumah BUMN Pertamina, kami dibantu dari proses produksi sampai bisa ikut pameran luar negeri. Ini mimpi yang jadi nyata,” ungkap Betty penuh syukur.

Bagi Betty, usahanya bukan hanya tentang omzet dan penjualan. Ia ingin memberi teladan bahwa ketekunan, keberanian belajar, dan cinta lingkungan bisa menjadi jalan perjuangan seorang ibu dan warisan terbaik untuk anak-anaknya.

“Saya ingin anak-anak tahu, bahwa ibunya berjuang bukan hanya untuk hidup hari ini, tapi untuk masa depan mereka,” ucapnya sambil tersenyum. (fs/ak)


Lebih baru Lebih lama