Film Jendela Seribu Sungai Jadi Pilihan Warga Menikmati Weekend

PERTEMUAN: Walokota Banjarmasin beserta isteri hadir di pertemuan Radepa Studio yang lebih dulu menggelar Media Junket dengan sejumlah awak media Nasional. Pertemuan digelar di Rocket Cafe - Foto Net

HABARDIGITAL.COM, JAKARTA - Tinggal beberapa pekan lagi Film Jendela Seribu Sungai Karya besutan rumah produksi Radepa Studio bersama Pemko Banjarmasin ditayangkan, Film tersebut dapat disaksikan di bioskop Indonesia pada 20 Juli mendatang.

Hari ini, Radepa Studio lebih dulu menggelar Media Junket dengan sejumlah awak media Nasional. Pertemuan digelar di Rocket Cafe, Jakarta, Selasa (4/7/2023).

BACA JUGA: OJK Gelar Sosialisasi Digital Financial Literacy di Banjarmasin

Acara tersebut menghadirkan sejumlah pemain inti. Diantaranya Agla Artalidia, Ajil Ditto, Olla Ramlan, Bima Sena dan Sheryl Drisanna. Selain itu, hadir pula Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, dan para manajemen produksi.

Film yang disutradarai Joy Sukmo tersebut bergenre drama petualangan. Mengisahkan tiga anak bernama Bunga, Aria, dan Kejora yang bertekad meraih cita-cita. Sayangnya, keinginan mereka tak sejalan dengan harapan orang tua.

Drama ini sarat makna dan sangat ramah ditonton oleh siapa saja. Apalagi bagi yang ingin mengajak keluarga. Jendela Seribu Sungai bisa jadi pilihan utama.

Dalam media junket tersebut, para pemain bercerita banyak hal. Terkait keseruan selama proses syuting, keunikan alam, perjuangan belajar budaya Banjar dan sebagainya.

Salah satunya Sheryl Drisanna sebagai Bunga. Dalam film itu, Bunga adalah seorang anak disabilitas yang bercita-cita menjadi penari. Dengan tekad yang kuat, ia berjuang meraih cita-cita meski dengan keterbatasan.


"Bunga mengidap bell's palsy, tapi bertekad kuat menjadi seorang penari. Harapannya agar anak muda di luar sana juga punya tekad yang sama dalam meraih cita-cita," ucap Sheryl.


Kisah menarik lainnya juga diungkapkan Ajil Ditto. Pemeran Arian dewasa ini mengisahkan sedikit pengalamannya selama syuting di Banjarmasin."Seru, pengalaman yang menarik. Di sana kami juga belajar banyak hal, terutama tentang dialek bahasa Banjar," katanya.

Ajil membeberkan, ia akan muncul di beberapa scenes awal dan akhir. Karena film tersebut didominasi tentang kisah flashback Arian selagi kecil. "Film ini tentang kenangan masa kecilku saat kembali ke Kota Seribu Sungai," paparnya.

Pada kesempatan yant sama, H Ibnu Sina mengungkapkan, bahwa pembuatan film tersebut adalah rencana yang terendap sejak lama. "Kira-kira sejak 3-4 tahun lalu," imbuhnya.

BACA JUGA: Bisnis Hotel Semakin Bergeliat, Harper Banjarmasin Padukan Konsep Modern Bernuansa Lokal

Film ini ujar Ibnu Sina, sebagai bentuk dukungan Pemko Banjarmasin terhadap perkembangan seni, budaya, para sineas dan ekonomi kreatif. "Kami beri ruang seluas-luasnya agar sama-sama berkembang," ucapnya.

Ibnu Sina membeberkan, film itu sebagai cerminan Kota Banjarmasin. Bahwa anak-anak Seribu Sungai tak kalah hebat. Juga ramah terhadap penyandang disabilitas. "Sesuai komitmen kami 'No Left Behind', unsur inklusivitas tercermin dalam film ini lewat karakter Bunga. Semoga JSS menghibur," tutupnya.(net/akh)

Lebih baru Lebih lama