5 Fakta Sabu Cair Beredar, Anak Muda Pengguna Vape Disasar

ALAT: Pengedar narkoba itu menyasar anak muda yang sering mengisap vape - Foto Net

HABARDIGITAL.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya membongkar peredaran narkoba berupa sabu cair yang digunakan sebagai likuid vape. 

Pengedar narkoba itu menyasar anak muda yang sering mengisap vape.

 

"Pada tanggal 27 November 2022, Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya melakukan penangkapan kasus narkoba, dengan modus likuid yang berbahan methamphetamine," ujar Kombes Mukti Juharsa dalam keterangan kepada detikcom, Rabu (30/11/2022).


1) Narkoba Jenis Baru

Polisi memastikan bahwa sabu cair itu merupakan narkoba jenis baru. Terlebih, sabu likuid itu bisa digunakan untuk vape yang banyak digunakan oleh anak muda.

"Modus baru ini digunakan untuk membuat narkoba jenis MDMA atau sabu dengan menggunakan likuid tersebut," kata Mukti, Rabu (30/11).

2) Dikirim dari Eropa

Sabu likuid ini berasal dari Itan. Namun, jalur distribusinya melalui Eropa.

"Ada informasi bahwa ini dikirim dari Iran melalui Eropa baru ke Indonesia," imbuhnya

3) Kasus Pertama di Indonesia

Mukti mengatakan kasus sabu likuid tersebut merupakan kasus pertama yang terjadi di Indonesia. Sabu likuid nantinya bisa membahayakan masyarakat, terutama anak muda.

"Iya (pertama kali), kan bahaya likuid ini kan bisa dipakai oleh kaum muda nanti diawasi," kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa saat kepada wartawan, kepada kepada wartawan, Selasa (6/12/2022).

4) Polisi Koordinasi dengan BPOM

Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengusut kasus sabu likuid tersebut. Koordinasi dilakukan untuk mencari tahu apakah likuid tersebut dijual bebas atau tidak.

"Nanti kita akan coba mengawasi dengan instansi terkait untuk pengembangan masalah likuid apakah ini dijual bebas atau bagaimana. Nanti kita koordinasi dengan BPOM," kata Mukti.

5) Belum Diedarkan

Berdasarkan penyelidikan sementara, sabu likuid belum diedarkan. Kendati demikian, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

"Sejauh ini belum ya (diedarkan). Tapi kita nanti akan coba koordinasi dengan instansi terkait supaya pencegahan ini," ujarnya. (dtk/fsl)


Lebih baru Lebih lama